|
DPRD SUMENEP - Pada tanggal 16 Agustus 2024, DPRD
Kabupaten Sumenep menggelar rapat paripurna yang berfokus pada
mendengarkan pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia dalam rangka
peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-79. Rapat ini dihadiri
oleh pimpinan dan anggota DPRD Kabupaten Sumenep, Forkopimda, Sekretaris
Daerah yang mewakili Bupati Sumenep, serta para Kepala OPD se-Kabupaten
Sumenep. Pidato Ketua MPR RI: Bismillahirrahmanirrahim,
Pidato
Presiden Joko Widodo pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR
dan DPD RI dalam rangka HUT Ke-79 Proklamasi Kemerdekaan RI, 16 Agustus
2024 _um
Acara berlangsung di gedung baru DPRD Sumenep dengan
suasana yang khidmat dan berjalan lancar hingga akhir. Pidato Presiden
Jokowi yang menjadi inti acara ini menyoroti berbagai isu penting
terkait pembangunan nasional dan kemajuan bangsa dalam rangka
memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-79.
Berikut isi lengkap Pidato Presiden Joko Widodo yang disampaikan dalam Sidang Tahunan MPR RI:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera untuk kita sekalian,
Shalom,
Om Swastiastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan,
Yang kami hormati,
• Presiden Republik Indonesia, Bapak Ir. H. Joko
Widodo, beserta Ibu Iriana Joko Widodo;
• Wakil Presiden Republik Indonesia, Bapak Prof. DR.
K.H. Ma’ruf Amin, beserta Ibu Wury Ma’ruf Amin;
• Wakil Presiden Republik Indonesia Keenam, Bapak
Jenderal TNI Purnawirawan Try Sutrisno;
• Wakil Presiden Republik Indonesia Kesepuluh dan
Keduabelas, Bapak Drs. H.M. Jusuf Kalla;
• Wakil Presiden Republik Indonesia Kesebelas, Bapak
Prof. Dr. H. Boediono, B.Sc., M.Ec.
• Istri Wakil Presiden Republik Indonesia Kesembilan, Ibu
Soraya Hamzah Haz
• Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Ibu DR. (Honoris
Causa) Puan Maharani;
• Ketua Dewan Perwakilan Daerah, Bapak Ir. H. AA La
Nyala Mahmud Mattalitti, M.HP.
• Ketua Badan Pemeriksa Keuangan, Ibu DR. Ir. Isma
Yatun, C.S.F.A., C.Fr.A.;
• Ketua Mahkamah Agung, Bapak Prof. DR. H.
Muhammad Syarifuddin, S.H., M.H.;
• Ketua Mahkamah Konstitusi, Bapak Dr. Suhartoyo, S.H, M.H.;
• Ketua Komisi Yudisial, Bapak Prof. Amzulian Rifai, S.H., LL.M. Ph.D.;
• Para Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia;
• Para Pimpinan Lembaga-lembaga Negara;
• Presiden Terpilih Hasil Pemilihan Umum Tahun 2024, Bapak Jenderal TNI Purnawirawan H. Prabowo Subianto.
• Para Ketua Umum Partai Politik:
1. Ketua Umum PDI Perjuangan,
Ibu Prof. DR. (Honoris Causa) Hj. Megawati
Soekarnoputri
2. Plt. Ketua Umum Partai Golkar,
DR. Agus Gumiwang Kartasasmita, M.Si.
3. Ketua Umum Partai Gerindra,
Jenderal TNI Purnawirawan H. Prabowo Subianto
4. Ketua Umum Partai NasDem,
DR. (Honoris Causa) Drs. H. Surya Dharma Paloh
5. Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa,
DR. (Honoris Causa) Drs. H. Abdul Muhaimin
Iskandar, M.Si.
6. Ketua Umum Partai Demokrat,
Kandidat Doktor H. Agus Harimurti Yudhoyono, M.SC., M.P.A., M.A.
7. Presiden Partai Keadilan Sejahtera,
H. Ahmad Syaikhu
8. Ketua Umum Partai Amanat Nasional,
DR. (Honoris Causa) H. Zulkifli Hasan, S.E., M.M.
9. Plt. Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan,
H. Muhammad Mardiono
• Para Anggota MPR, DPR, dan DPD;
• Yang Mulia para Duta Besar Negara Sahabat;
• Para Menteri Kabinet Indonesia Maju;
• Panglima TNI dan KAPOLRI;
• Para insan pers, media cetak dan elektronik, dalam dan luar negeri;
• Para perwakilan teladan dari seluruh penjuru tanah air;
• Para tamu undangan, serta teristimewa, seluruh rakyat
Indonesia yang berbahagia, di mana pun anda berada.
Sidang Majelis dan Dewan, hadirin sekalian yang kami muliakan,
Sesuai catatan daftar hadir yang disampaikan Sekretariat Jenderal, sampai saat ini telah hadir …….. anggota, dari 711 Anggota MPR / DPR / DPD.
Dengan demikian, berdasarkan ketentuan Pasal 66 ayat (5) Tata Tertib MPR, dan Pasal 281 ayat (1) Tata Tertib DPR, serta Pasal 256 ayat (5) Tata Tertib DPD, Sidang telah memenuhi syarat untuk dibuka.
Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, Sidang Tahunan MPR Tahun 2024 dan Sidang Bersama DPR dan DPD Tahun 2024, dengan agenda Laporan Kinerja Lembaga-Lembaga Negara yang akan disampaikan oleh Presiden, dan Pidato Kenegaraan Presiden dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia, kami buka dan dinyatakan terbuka untuk umum.
Sidang Majelis dan Dewan, hadirin sekalian yang kami muliakan,
Besok, tanggal 17 Agustus 2024, kita akan merayakan sebuah momentum kesejarahan yang maha penting, yaitu ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-79. Sebagai umat beragama, marilah kita songsong dan maknai hari yang sangat penting itu, dengan mengucapkan rasa syukur yang mendalam, atas segala rahmat dan karunia yang telah dianugerahkan Tuhan Yang
Maha Kuasa kepada bangsa ini.
Kita meyakini, bahwa kemerdekaan yang kita nikmati, selain dari hasil perjuangan kemerdekaan, adalah atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa.
Dirgahayu negara tercinta, Republik Indonesia,
MERDEKA! MERDEKA! MERDEKA!
Bunga kenanga kuncup terbuka
Burung berkicau di atas batu
Sudah 79 tahun Indonesia merdeka
Mari wujudkan Nusantara Baru Indonesia Maju
Buah durian dari Medan,
Makan di bawah pohon beringin di pinggir jalan, Selamat datang para tamu undangan,
Dalam acara Sidang Tahunan.
Sidang Majelis dan Dewan, hadirin sekalian yang kami muliakan,
Momentum peringatan Ulang Tahun Kemerdekaan adalah wahana instrospeksi dan mawas diri, untuk meninjau kembali makna kemerdekaan dalam perjalanan kehidupan kebangsaan kita, apakah dalam usaha menuju cita-cita bangsa itu kita telah bergerak maju, masih stagnan, atau justru mundur ke belakang?
Cita-cita Bangsa Indonesia sudah jelas, sebagaimana dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945, yakni melindungi bangsa dan segenap tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Landasan-landasannya-pun telah kita tetapkan bersama. Pancasila sebagai landasan ideologis, landasan moralitas, dan landasan kepribadian Bangsa Indonesia. Pancasila seperti puisi yang menari lembut dalam setiap kata dan kalimatnya, merupakan pernyataan cinta yang tulus dan murni dari para pendiri bangsa untuk seluruh rakyat Indonesia. Ia bukan hanya sekedar lima butir prinsip, tetapi merupakan sebuah komitmen yang
mendalam, sebuah ikrar suci untuk menjaga dan merawat keberagaman serta persatuan kita.
Sebagai landasan hukum dasar, sebagai norma dasar tata kehidupan negara dan masyarakat, kita memiliki Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Sebuah dokumen yang bukan hanya menjadi landasan konstitusional bangsa, tetapi juga merupakan wujud nyata dan cita-cita para pendiri negara kita.
Setiap pasal dan ayat dari Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, kita bisa merasakan getaran hati dan jiwa yang mendalam. Setiap kata adalah ungkapan kasih sayang dan dedikasi yang tulus dari para pendiri bangsa untuk merajut harapan bangsa yang lebih baik.
Landasan-landasan ini sangat penting bagi setiap bangsa, oleh karena landasan-landasan itu merupakan kebulatan pandangan hidup; sekaligus cita-cita yang hendak diwujudkan dalam mencapai tujuan bernegara.
Sidang Majelis dan Dewan, hadirin sekalian yang kami muliakan,
Indonesia telah mencanangkan cita-cita besar, melompat menjadi negara berpenghasilan tinggi setara dengan negara-negara maju pada tahun 2045. Cita-cita besar tersebut memerlukan komitmen kita bersama yang sudah dimulai oleh Presiden Joko Widodo dengan menetapkan dua strategi prioritas menuju Indonesia Emas
2045, yakni melalui hilirisasi industri, dan pengembangan sumber daya manusia. Proses pembangunan itu telah menciptakan jembatan yang menghubungkan setiap pulau, desa, dan masyarakat dengan harapan dan kesempatan yang baru.
Untuk itu Majelis menyampaikan apresiasi setinggi- tingginya kepada Pemerintah di bawah kepemimpinan Bapak Ir. H. Joko Widodo dan Bapak Prof. DR. K.H. Ma’ruf Amin, yang terus mendorong Indonesia bergerak maju dan membuktikan sebagai negara yang besar. Sejalan dengan visi Trisakti Bung Karno, bahwa sebagai bangsa yang besar, kita harus mampu berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Secara estafet, visi tersebut harus tetap diperjuangkan oleh pemerintahan selanjutnya. Kepada Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Periode 2024-2029, Bapak Jenderal TNI Purnawirawan H. Prabowo Subianto dan Bapak Gibran Rakabuming Raka, B.Sc., selain ucapan selamat atas mandat yang diberikan oleh rakyat Indonesia, kami juga mengharapkan kesinambungan pembangunan nasional. Momentum tersebut perlu terus kita jaga dan pelihara bersama. Tugas ini tentu tidaklah ringan, karena tantangan akan terus datang, baik dari dalam maupun dari luar.
Dari Kertanegara ke Istana,
Melalui perjuangan yang tiada tara
Semoga visi misi Prabowo Gibran terlaksana, Untuk Indonesia Emas 2045.
Pergi ke Solo makan soto, Pulangnya ke Senayan,
Selamat kepada Bapak Prabowo Subianto, Menjadi Presiden RI ke-delapan.
Sidang Majelis dan Dewan, hadirin sekalian yang kami muliakan,
Memasuki usia kemerdekaan Indonesia yang ke-79, tentunya tantangan ke depan semakin banyak dan perlu kita sikapi bersama. Untuk itu, keadilan sosial sebagai nilai fundamental Pancasila harus melandasi semua kebijakan dan perilaku penyelenggara negara, baik dalam bidang politik, ekonomi, hukum, maupun keamanan dan sosial- budaya.
Masih banyak pekerjaan rumah kita ke depan. Pemerataan dan keadilan belum sepenuhnya dapat dirasakan oleh seluruh elemen masyarakat , dari Sabang hingga Merauke. Sayup-sayup masih kita dengarkan, aspirasi rakyat yang menyuarakan kerinduan akan kedamaian, keadilan, dan kesejahteraan. Mereka mendambakan sebuah negara yang tidak hanya berkembang dari segi ekonomi, tetapi juga dalam aspek moralitas dan integritas.
Rakyat kita mengharapkan agar Pemerintah dapat menghadirkan kebijakan yang memperhatikan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat, termasuk
mereka yang berada di garis depan perjuangan melawan kemiskinan dan ketidak-adilan.
Rakyat mendambakan sistem hukum dan pemerintahan yang benar-benar adil, inklusif, dimana setiap individu, kelompok dan golongan, mendapatkan kesetaraan hak dan kewajiban, tanpa diskriminasi.
Meningkatnya populasi penduduk dunia khususnya di Indonesia, akan membutuhkan daya dukung bahan pangan yang lebih besar. Pada saat bersamaan, sektor pertanian sebagai penopang ketahanan pangan, justru menghadapi beragam tekanan; mulai dari makin sempitnya lahan pertanian, stagnasi produksi, meningkatnya frekuensi hama dan penyakit tumbuhan, makin mahalnya biaya produksi, serta ancaman perubahan iklim.
Untuk menghindari risiko krisis pangan di masa yang akan datang, kita perlu menyiapkan strategi besar untuk menciptakan “kedaulatan pangan” Indonesia, bukan sekedar “ketahanan pangan”, yang acapkali mengandalkan impor bahan-bahan pangan dari luar negeri.
Kemajuan teknologi, khususnya teknologi informasi, juga diharapkan menjadi solusi bagi berbagai permasalahan yang kita hadapi saat ini. Digitalisasi layanan dari perdagangan, jasa keuangan, hingga pemerintahan, berkembang semakin cepat dalam satu dekade terakhir. Namun digitalisasi yang berkembang pesat juga meninggalkan persoalan lain, yakni melebarnya ketimpangan digital, terutama di Indonesia bagian timur.
Ketahanan keamanan siber di Indonesia juga masih perlu peningkatan. Ini terkait juga dengan kasus peretasan data nasional, yang mengisyaratkan urgensi ketersediaan lembaga pemerintah yang berfokus pada keamanan siber, termasuk peraturan hukum. Indonesia menurut National Cyber Security Index, masih menempati posisi ke-lima di Asia Tenggara dalam hal keamanan siber.
Kita telah sama-sama mengetahui, dunia sudah memasuki era internet of military things / internet of battle-field things, di mana operasi militer semakin dapat dikendalikan dari jarak yang sangat jauh, dengan lebih cepat, tepat, dan akurat.
Untuk itu, sudah saatnya Indonesia segera mempersiapkan pembentukan matra ke-IV Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan menghadirkan Angkatan Siber. Kehadirannya untuk memperkuat tiga matra yang sudah ada, yakni Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara.
Ini penting, mengingat posisi Geopolitik Indonesia sangat rawan, lantaran berhadapan langsung dengan trisula negara persemakmuran Inggris: Malaysia, Singapura, dan Australia, yang tergabung dalam Five Power Defence Arrangement (FFDA) bersama Selandia Baru dan Britania Raya, dan di sisi lain, juga berada dalam arena pertarungan geopolitik Rusia, Tiongkok, dan Amerika.
Di bidang energi, Indonesia telah berkomitmen secara bertahap menekan emisi gas rumah kaca dengan mengurangi porsi penggunaan energi fosil dan mulai beralih pada energi baru dan terbarukan. Transisi energi ini merupakan pekerjaan besar, yang membutuhkan investasi sangat besar, dan tidak akan tuntas hanya dalam tiga sampai lima tahun.
Strategi hilirisasi industri sudah memberikan hasil positif berupa nilai investasi pada industri pengolahan mineral yang meningkat pesat. Nilai ekspor nikel juga tumbuh sangat tinggi, yang membuat Indonesia menjadi negara penghasil nikel terbesar nomor satu di dunia.
Di usia yang ke-79, Indonesia juga menyambut babak baru dengan Ibu Kota Negara Nusantara (IKN). IKN menjadi simbol harapan dan tekad kita bersama untuk masa depan. IKN bukan sekadar sebuah nama atau lokasi di peta, melainkan sebuah halaman kosong dalam buku sejarah kita yang menunggu untuk ditulis dengan cerita-cerita kebanggaan, keberhasilan, dan cinta yang tak berkesudahan.
Kita tidak mewariskan sebuah kota, tetapi mewariskan harapan dan cita-cita. Kita mewariskan sebuah tempat dimana anak-anak kita tumbuh dengan mimpi-mimpi besar. Marilah kita terus melangkah maju dengan penuh keyakinan, menjadikan IKN sebagai pusat kekuatan dan inspirasi. Marilah kita jaga dan rawat warisan ini, agar kelak ketika anak cucu kita memandang langit IKN, mereka tidak hanya melihat kota yang megah, tetap juga merasakan denyut
jantung bangsa ini untuk masa depan yang lebih gemilang.
Berpindah alamat ke hutan belantara, Menapak langkah, membangun asa. IKN baru jadi ibukota negara, Semangat baru untuk Indonesia raya
Sidang Majelis dan Dewan, hadirin sekalian yang kami muliakan,
Di tengah-tengah kemajuan dan perubahan jaman yang begitu cepat, marilah kita sejenak berkontemplasi, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari keseluruhan sebuah bangsa yang besar.
Marilah kita memulai dengan mengamati nilai-nilai dasar yang menyatukan kita sebagai bangsa. Pancasila, sebagai dasar dan ideologi negara adalah cermin dari cita- cita luhur bangsa Indonesia yang menjadi bintang penuntun arah dan perjalanan bangsa. Pancasila adalah panduan moral dan etika yang harus kita hayati dan amalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam setiap denyut jantung bangsa ini, begitu indahnya bila Pancasila tidak sekedar menjadi dokumen sejarah, tetapi sebagai sebuah jiwa bangsa yang wajib kita praktikan dalam kehidupan kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan kita. Setiap sila adalah cermin dari keindahan dan kemuliaan hati dan perbuatan kita. Ketuhanan Yang Maha Esa mengajarkan kita untuk mencintai dan menghormati Prinsip Ketuhanan yang bersifat universal, dengan mengamalkan keluhuran ajaran agama dan kepercayaan masing-masing.
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab menumbuhkan rasa cinta kasih kita kepada sesama, rasa empati dan menghargai setiap perbedaan sebagai hiasan yang memperkaya kebersamaan.
Persatuan Indonesia, bagaikan sebuah simfoni indah yang menyatukan melodi-melodi berbeda dari Nusantara kita. Dalam keragaman, kita menemukan kekuatan; dalam persatuan, kita menemukan cinta yang tiada tara. Mari kita jaga persatuan ini dengan sepenuh hati.
Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan mengajarkan bahwa dalam setiap kebijakan terdapat kebajikan. Mari kita tanamkan dalam hati dan laksanakan dalam perbuatan, bahwa demokrasi kita adalah demokrasi yang dipimpin oleh rasa dan sikap hikmat dalam kebijaksanaan, agar setiap langkah kebijakan negara kita, senantiasa membawa manfaat bagi seluruh rakyat Indonesia.
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah peneguhan kepada keadilan dan kesejahteraan untuk seluruh rakyat Indonesia. Seperti arus sungai yang membawa kehidupan bagi setiap lembah yang dilaluinya. Mari kita pastikan setiap individu, kelompok dan golongan mendapatkan hak dan kesempatan yang sama tanpa memandang latar belakang.
Dengan penuh semangat dan keikhlasan, marilah kita aktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam setiap tindakan, kata, keputusan serta kebijakan kita. Biarlah Pancasila tetap menjadi cahaya yang membimbing kita dalam gelapnya ketidakpastian, menjadi pelabuhan yang
menenangkan di tengah badai perubahan, dan menjadi lambang cinta yang abadi bagi bangsa kita.
Ini adalah saat yang tepat untuk mengingatkan diri kita semua akan tanggungjawab kemanusiaan, kemasyarakatan dan kebangsaan kita. Tidak ada yang lebih penting dari kesadaran bahwa setiap tindakan dan keputusan, memiliki dampak terhadap masa depan bangsa.
Dengan tekad dan semangat kembali kepada Pancasila sebagai jati diri bangsa itulah, mari kita melangkah ke muka, menyongsong masa depan dengan penuh harapan dan keyakinan bahwa kita dapat mewujudkan Indonesia yang lebih adil, makmur, dan bersatu serta berkeadilan.
Sidang Majelis dan Dewan, hadirin sekalian yang kami muliakan,
Dalam sejarah perjalanan bangsa, MPR telah menjadi pilar utama yang mengarahkan kebijakan negara dan membuktikan bahwa setiap langkah berbangsa dan bernegara sesuai dengan prinsip-prinsip konstitusi.
Konstitusi adalah peta jalan bangsa, sebuah dokumen hidup yang menjadi pegangan dari setiap aspek kehidupan bernegara. Tugas utama MPR adalah menjaga nilai-nilai yang terkandung dalam konstitusi tetap relevan dengan dinamika zaman.
Sebagai rumah kebangsaan, pengawal ideologi Pancasila, dan kedaulatan rakyat, MPR menjadi representasi kebangsaan yang menjalankan mandat konstitusional guna menjembatani berbagai arus perubahan, pemikiran, aspirasi masyarakat dan daerah.
Di tengah dinamika jaman, peran MPR menjadi sangat krusial. MPR adalah lembaga yang menjaga harmoni Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. MPR adalah forum permusyawaratan yang menyatukan suara rakyat dan memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil mencerminkan kepentingan bersama.
Eksistensi MPR menjadi ruang artikulasi sekaligus untuk memastikan aspirasi dan kepentingan rakyat secara umum terakomodir dalam proses pelaksanaan kebijakan- kebijakan nasional.
Jalinan konstitusional tersebut memerlukan sebuah haluan negara untuk memastikan bahwa visi berbangsa dan bernegara tetap terarah dan konsisten dengan nilai - nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Jalinan antara Pancasila yang berisi nilai-nilai falsafah, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengandung hukum dasar tertulis, dan haluan negara adalah jantung dari praktik kehidupan berbangsa dan bernegara kita.
Haluan negara merupakan guidance principles untuk menjalankan pembangunan nasional dan penyelenggaraan pemerintahan Indonesia yang berkelanjutan. Ide besar menghadirkan kembali haluan negara merupakan wujud kepedulian MPR dalam rangka mempercepat terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur pada tahun 2045.
Mari kita semua, dengan penuh kesadaran dan komitmen, menjaga dan merawat jalinan antara Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, dan haluan negara. Marilah kita biarkan cahaya
Pancasila menerangi jalan kita, nadi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menjaga keseimbangan, dan haluan negara adalah jembatan menuju masa depan untuk menggenggam erat cita-cita luhur yang telah ditetapkan, dan menjadikannya sebagai api yang membakar semangat kita.
Setiap kebijakan, setiap program yang kita jalankan, adalah cermin dari tekad kita untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan bangsa, serta mengantarkan rakyat menuju kesejahteraan yang merata.
Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, kami sampaikan pada forum yang mulia ini bahwa MPR telah menyusun rancangan Pokok-Pokok Haluan Negara tersebut yang akan disampaikan dalam Sidang Akhir Masa Jabatan MPR RI periode 2019-2024 untuk menjadi rekomendasi pembahasan dan putusan bagi MPR RI periode selanjutnya.
Insya Allah, dengan adanya Pokok-Pokok Haluan Negara akan menghasilkan penataan dan pengaturan penyelenggaraan negara yang harmonis, demokratis, dan berkualitas, karena Pokok-Pokok Haluan Negara akan
menjadi pokok panduan bagi seluruh penyelenggaraan negara. Dengan haluan negara sebagai kompas kita, Indonesia akan terus maju, menggapai bintang-bintang dan menyongsong hari esok dengan penuh keyakinan dan kebanggaan.
Sidang Majelis dan Dewan, hadirin sekalian yang kami muliakan,
Sebagai perwujudan dari fungsi-fungsi utama MPR dalam rangka mengemban representasi rakyat dan bentuk dari penjelmaan seluruh rakyat Indonesia, Pimpinan MPR melaksanakan Silaturahmi kebangsaan, melakukan dialog konstruktif kebangsaan kepada tokoh-tokoh nasional dan Bapak Bangsa guna memperoleh pandangan dan saran serta pertimbangan untuk kemajuan bangsa Indonesia.
Melalui kunjungan Silaturahmi Kebangsaan tersebut, Pimpinan MPR telah menerima aspirasi dan masukan yang sangat beragam dari para tokoh bangsa yang terdiri dari Presiden dan Wakil Presiden RI terdahulu, Ketua MPR RI terdahulu, serta para Ketua Umum Partai Politik. Meskipun beragam, namun semuanya mengerucut pada beberapa kesepahaman :
• Pertama, bahwa untuk mewujudkan Indonesia Maju, kita membutuhkan komitmen dan kontribusi kolektif dari segenap elemen bangsa, untuk bahu-membahu, bergotong royong, bersama-sama membangun bangsa.
• Kedua, bahwa pembangunan nasional membutuhkan peta jalan (road map) dan visi jangka panjang, yang tidak dibatasi oleh periodisasi pemerintahan.
• Ketiga, bahwa setelah 26 tahun era Reformasi, perlu adanya evaluasi dan perbaikan dalam implementasi sistem demokrasi dan kehidupan ketatanegaraan kita.
Seluruh rangkaian wewenang dan tugas yang di-emban MPR adalah semata-mata dalam rangka merajut kembali ke-Indonesiaan Indonesia, yang semakin lama terasa semakin memudar. Majelis berkeyakinan seluruh elemen bangsa, baik yang hadir di ruangan ini maupun yang menyaksikan di tempat lain, memilliki pandangan yang sama bahwa kita semua bertanggungjawab untuk kelangsungan Indonesia yang lebih baik, Indonesia yang lebih maju, dan Indonesia yang lebih bermartabat.
Dalam konteks inilah, kita patut menyampaikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya atas kiprah dari para pemimpin bangsa, dari generasi ke generasi, yang kami rangkum dalam rangkaian pantun :
Bunga melati mekar berseri, Warna putih harum mewangi,
Penghargaan untuk para pemimpin negeri, Merah Putih tetap tegak berdiri,
Soekarno Proklamator yang cerdas berani, Soeharto pembangunan dimulai,
Habibie teknologi dibangun tinggi, Gus Dur pluralisme lestari,
Megawati konstitusi tegak berdiri, SBY demokrasi menjadi murni, Jokowi infrastruktur terintegrasi, Prabowo legasi kebangsaan terpatri.
Sidang Majelis dan Dewan, hadirin sekalian yang kami muliakan,
Sebelum kita mendengarkan Laporan Kinerja Lembaga-Lembaga Negara yang akan disampaikan oleh Presiden, sekaligus Pidato Kenegaraan Presiden dalam
rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-79 Republik Indonesia, perlu kami sampaikan bahwa sesuai dengan kesepakatan, setelah tahun lalu Sidang Bersama DPR dan DPD dipimpin oleh Ketua DPD, maka pada Sidang Bersama DPR dan DPD tahun ini, akan dipimpin oleh Ketua DPR.
Selanjutnya, sebagai ungkapan rasa terima kasih dan harapan kami, izinkan kami menyampaikan beberapa bait pantun :
Untuk Bapak Jokowi:
Dari Solo ke Istana Negara lewat tol Cipali
Jangan lupa membawa serabi
Terima kasih untuk Pak Jokowi
Langkahmu akan dilanjutkan Pak Prabowo dalam membangun negeri.
Untuk Bapak Prabowo dan Mas Gibran:
Terbang tinggi burung merpati, Hinggap lama di pohon mahoni. Kami titip NKRI,
Agar rakyat hidup nyaman dalam harmoni.
Кupu-kupu terbang bersama kumbang
Hinggap di dahan pohon beringin yang rindang
Para calon menteri tak perlu bimbang
Berbaik-baiklah ke Presiden sekarang dan yang akan datang
Burung merpati terbang di atas sawah
Purnama datang dari negeri sebelah
Koalisi calon kepala daerah masih bisa berubah Kotak kosong jangan sampai membuat kita terbelah
Demikianlah Pidato Pengantar Sidang Tahunan MPR RI Tahun 2024. Semoga Allah Subhanahu Wata‘ala, Tuhan Yang Maha Kuasa, senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Aamiin.
Fa inna ma’al-usri yusro
Inna ma’al-usri yusro
Sesungguhnya di dalam setiap kesempitan, terdapat kelapangan
dan di dalam setiap persoalan, selalu ada jalan keluar
Gaudere cum gaudentibus
Flere cum flentibus
Bergembiralah bersama rakyat yang sedang bergembira
Menangislah bersama rakyat yang sedang menangis
Wabillahi taufiq wal hidayah
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Selanjutnya saya persilakan Ketua DPR RI, Ibu DR. (Honoris Causa) Puan Maharani, untuk memimpin Sidang Bersama DPR dan DPD.
Jakarta, 16 Agustus 2024
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
KETUA,
DR. H. BAMBANG SOESATYO, S.E., S.H., M.B.A.
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.
Yang
saya hormati Wakil Presiden Republik Indonesia Bapak Prof. Dr. (H.C.)
K.H. Ma’ruf Amin beserta Ibu Hj. Wury Estu Ma’ruf Amin,
Yang saya hormati Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia,
Yang saya hormati Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,
Yang saya hormati Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia,
Yang saya hormati Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota Lembaga-Lembaga Negara,
Yang saya hormati Bapak Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno,
Yang saya hormati Bapak Dr. (H.C.) H. Muhammad Jusuf Kalla,
Yang saya hormati Ibu Soraya Hamzah Haz,
Yang
saya hormati Yang Mulia para Duta Besar Negara-Negara Sahabat dan para
Pimpinan Perwakilan Badan dan Organisasi Internasional,
Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Maju, Jaksa Agung, Panglima TNI, Kapolri, dan KaBIN,
Yang saya hormati para Ketua Umum Partai Politik.
Bapak, Ibu, Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,
Para hadirin dan undangan yang saya muliakan,
Tahun
ini, genap 10 tahun saya menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.
Tahun ini juga genap 5 tahun Bapak Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma’ruf Amin
menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia. Sebuah tanggung
jawab dan kepercayaan besar yang tidak pernah kami bayangkan sebelumnya.
Sebuah mandat dan amanah besar yang tidak pernah kami pikirkan
sebelumnya.
Sejak hari pertama saya menerima amanah ini, saya
sangat menyadari akan ada banyak gelombang yang harus dihadapi, akan
banyak tantangan yang harus diselesaikan. Tapi sedari awal, saya juga
yakin dan sangat percaya bahwa saya tidak sendirian. Ada cita-cita dan
harapan masyarakat. Ada dukungan dan doa dari rakyat yang selalu
mengiringi dan menguatkan. Senyum, sapa, dan doa Bapak, Ibu, dan
Saudara-saudara sebangsa setanah air semua adalah sumber kekuatan saya.
Hari
ini, 16 Agustus 2024, di momen terakhir saya dan Prof. Dr. (H.C.) K.H.
Ma’ruf Amin berdiri di sini, izinkan kami menyampaikan terima kasih yang
tulus. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Ibu semua.
Kepada seluruh rakyat Indonesia di manapun berada, yang selama 10 tahun
ini telah dengan kuat bersama-sama melintasi tantangan demi tantangan,
menapaki langkah demi langkah, dan menghadapi terjadinya perubahan demi
perubahan, sehingga kita sebagai sebuah bangsa yang besar bisa sampai
pada titik ini. Titik yang bisa menjadi titik lontar untuk menggapai
kemajuan bersama di masa yang akan datang.
Alhamdulillah, selama
10 tahun ini kita telah mampu membangun sebuah fondasi dan peradaban
baru, dengan pembangunan yang Indonesiasentris, membangun dari
pinggiran, membangun dari desa, membangun dari daerah terluar. Sehingga,
sampai saat ini kita telah membangun 366 ribu kilometer jalan desa, 1,9
juta meter jembatan desa, 2.700 kilometer jalan tol baru, 6.000
kilometer jalan nasional, 50 pelabuhan dan bandara baru, serta 43
bendungan baru, dan 1,1 juta hektare jaringan irigasi baru.
Sehingga,
kita berhasil menurunkan biaya logistik dari sebelumnya 24 persen
menjadi 14 persen di tahun 2023. Sehingga, kita bisa meningkatkan daya
saing dari sebelumnya peringkat 44 menjadi peringkat 27 di tahun 2024.
Sehingga, Kita mampu memperkuat persatuan karena akses yang lebih merata
dan berkeadilan. Selain itu, ketangguhan kita sebagai sebuah bangsa
juga terbukti dari daya tahan dalam menghadapi pandemi COVID-19, dalam
menghadapi perubahan iklim, dan dalam menghadapi geopolitik dunia yang
semakin memanas.
Patut kita syukuri, alhamdulillah, Indonesia
merupakan satu dari sedikit negara yang mampu pulih lebih cepat, bahkan
terus bertumbuh. Pertumbuhan ekonomi kita terjaga di kisaran 5 persen,
walau banyak negara tidak tumbuh, bahkan melambat. Wilayah Indonesia
Timur seperti Papua dan Maluku justru mampu tumbuh di atas 6 persen dan
Maluku Utara mampu tumbuh di atas 20 persen.
Inflasi juga
terkendali di kisaran 2-3 persen saat banyak negara mengalami kenaikan
yang luar biasa, bahkan ada yang mencapai lebih dari 200 persen. Angka
kemiskinan ekstrem mampu kita turunkan dari sebelumnya 6,1 persen
menjadi 0,8 persen di tahun 2024. Angka stunting juga mampu kita kurangi
dari sebelumnya 37 persen menjadi 21,5 persen di tahun 2023. Tingkat
pengangguran juga mampu kita tekan dari sebelumnya 5,7 persen menjadi
4,8 persen di tahun 2024.
Upaya perlindungan bagi masyarakat
ekonomi bawah juga telah memberi manfaat luas bagi masyarakat. Rp361
triliun anggaran Kartu Indonesia Sehat selama 10 tahun ini telah
digunakan untuk membiayai layanan kesehatan lebih dari 92 juta peserta
JKN per tahunnya, mulai dari usia dini sampai lansia yang tersebar di
seluruh Indonesia.
Rp113 triliun anggaran Kartu Indonesia Pintar
selama 10 tahun ini telah digunakan untuk pendidikan lebih dari 20 juta
siswa per tahun, mulai SD sampai SMA/ SMK di seluruh tanah air
Indonesia. Rp225 triliun anggaran Program Keluarga Harapan selama 10
tahun telah dimanfaatkan untuk meningkatkan ekonomi sekitar 10 juta
keluarga kurang mampu per tahunnya. Dan, Rp60,3 triliun anggaran Pra
Kerja selama 5 tahun telah dimanfaatkan untuk menambah keahlian 18,8
juta pekerja yang tersebar di seluruh tanah air Indonesia.
Ini
adalah pembangunan yang kita cita-citakan bersama. Pembangunan yang
menyentuh semua lapisan masyarakat. Pembangunan yang memberi dampak bagi
masyarakat luas. Dan, pembangunan yang membuka peluang untuk tumbuh
bersama-sama.
Bapak, Ibu, Saudara-saudara sekalian sebangsa dan setanah air,
Di
sisi lain, kita juga telah mengambil langkah besar untuk meningkatkan
produktivitas dan nilai tambah dengan tidak lagi mengekspor bahan
mentah, tapi mengolahnya dulu di dalam negeri. Walau banyak negara lain
yang menggugat, menentang, bahkan berusaha menggagalkan, tapi kita
sebagai sebuah bangsa yang berdaulat, sebagai bangsa yang besar, kita
tidak goyah, bahkan terus maju melangkah. Dimulai dari nikel, bauksit,
dan tembaga yang akan dilanjutkan dengan timah, serta sektor potensial
lainnya, seperti perkebunan, pertanian, dan kelautan.
Alhamdulillah,
sampai saat ini telah terbangun smelter dan industri pengolahan untuk
nikel, bauksit, dan tembaga yang membuka lebih dari 200 ribu lapangan
kerja dan meningkatkan pendapatan negara lebih dari Rp158 triliun selama
8 tahun ini.
Kita ingin kekayaan yang ada di negeri ini,
anugerah Allah SWT untuk negeri ini, dapat dikelola sebesar-besarnya
untuk kepentingan rakyat, dapat dimanfaatkan semaksimalnya untuk
kesejahteraan rakyat. Oleh sebab itu, kita juga telah mengambil aset
kita kembali yang selama puluhan tahun dikelola oleh pihak asing, yang
selama puluhan tahun diambil manfaat besarnya oleh pihak asing, seperti
Freeport, Blok Rokan, dan Newmont. Alhamdulillah, semua itu bisa kita
ambil alih kembali.
Selain itu, di saat dunia mulai mengarahkan
masa depannya ke ekonomi hijau, Indonesia juga tidak ingin kehilangan
momentum ini karena Indonesia memiliki potensi besar di sektor energi
hijau, yaitu sekitar kurang lebih dari 3.600 GW, baik dari energi air,
angin, matahari, panas bumi, gelombang laut, dan bio energi. Sehingga,
kita terus konsisten mengambil bagian dalam langkah dunia melakukan
transisi energi secara hati-hati dan bertahap karena transisi energi
yang ingin kita wujudkan adalah transisi energi yang berkeadilan, yang
terjangkau dan mudah diakses oleh masyarakat.
Di sektor teknologi
dan digitalisasi, kita juga patut bersyukur. Untuk pertama kalinya,
kita memiliki INA Digital. Sebuah digitalisasi layanan pemerintah yang
terintegrasi untuk mempercepat dan mempermudah layanan bagi masyarakat.
Cakupan
elektrifikasi terus kita perluas hingga mencapai 99 persen di tahun
2024, tahun ini. Demikian juga dengan cakupan internet yang terus
ditingkatkan hingga mencapai 79 persen di tahun 2024. Ini akan menjadi
ekosistem yang baik untuk mendorong digitalisasi UMKM dan pengembangan
start up Indonesia, sehingga akan melahirkan semakin banyak entrepreneur
muda yang berkualitas di negeri ini.
Dukungan produk dalam
negeri juga kita berikan perhatian khusus dengan memprioritaskan belanja
APBN, APBD, dan BUMN untuk produk-produk dalam negeri. Karena kita
ingin apa yang berasal dari rakyat dapat kembali ke rakyat, dan
bermanfaat maksimal untuk rakyat.
Di bidang hukum, kita juga
patut bersyukur. Setelah 79 tahun merdeka, akhirnya kita memiliki Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana yang baru sebagai upaya memodernisasi hukum
Indonesia, serta UU Cipta Kerja yang merevisi 80 UU dan 1.200 pasal
sebagai upaya menderegulasi peraturan yang tumpang tindih.
Kita
juga sudah memiliki UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual untuk memberikan
perlindungan yang nyata, yang kuat, terutama bagi perempuan dan
anak-anak.
Bapak, Ibu, Saudara-saudara sekalian sebangsa dan setanah air,
Ini
adalah hasil kerja keras kita bersama. Ini adalah fondasi besar kita
bersama. Ini adalah bukti bahwa persatuan kita, bahwa kerukunan kita,
bahwa kerja keras dan kegotongroyongan kita dapat membawa Indonesia
melompat lebih tinggi lagi.
Oleh sebab itu, saya sangat
menghargai, sangat mengapresiasi dukungan dan kerja sama seluruh Lembaga
Negara dalam menopang lompatan kemajuan Indonesia. Mulai dari MPR RI
yang telah berperan aktif memperkokoh ideologi negara, memperdalam
rencana penyusunan Pokok-Pokok Haluan Negara, dan menjaga silaturahmi
antar tokoh-tokoh bangsa.
DPR RI, yang telah menjalankan fungsi
legislasi, menjalankan fungsi penganggaran dan pengawasan, merumuskan
RAPBN 2025 untuk suksesi transisi pemerintahan, menyelesaikan banyak
undang-undang strategis, seperti UU Ibu Kota Negara, UU Daerah Khusus
Jakarta, UU Informasi dan Transaksi Elektronik, UU Aparatur Sipil
Negara, dan UU Kesejahteraan Ibu dan Anak. DPD RI yang terus mengawal
kemandirian daerah otonom, menginisiasi inisiatif rancangan legislasi,
melakukan pengawasan pelaksanaan UU dan Perda, serta memberi perhatian
khusus terkait agraria dan pangan. Begitu juga dengan BPK RI yang telah
mengawasi penggunaan anggaran negara serta memperkokoh kepercayaan dan
kepemimpinan Indonesia di dunia internasional melalui keaktifannya dalam
organisasi dan forum-forum internasional.
Mahkamah Konstitusi RI
telah menangani lebih dari 202 perkara pengujian UU dan mengadili
sengketa Pemilu. Serta, Mahkamah Agung RI beserta lembaga peradilan di
bawahnya yang mengadili dan melakukan penguatan restorative justice
untuk menyelaraskan kepentingan korban dan pertanggungjawaban terdakwa
tanpa melalui pemidanaan. Komisi Yudisial RI yang telah berperan aktif
mewujudkan hakim berintegritas dan berkualitas guna meningkatkan
kepercayaan dan kepuasan masyarakat terhadap institusi kehakiman di
negara kita
Bapak, Ibu, Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,
Sepuluh
tahun bukanlah waktu yang cukup panjang untuk mengurai semua
permasalahan bangsa. Saya sangat menyadari bahwa sebagai pribadi yang
jauh dari kata sempurna, sebagai insan yang tumbuh dalam segala
keterbatasan, dan sebagai manusia yang jauh dari kata istimewa, sangat
mungkin ada yang luput dari pandangan saya. Sangat mungkin ada celah
dari langkah-langkah yang saya ambil. Dan, sangat mungkin banyak
kealpaan dalam diri saya.
Oleh sebab itu, di penghujung masa
jabatan ini, izinkan saya menyampaikan suara nurani terdalam kepada
Bapak, Ibu, Saudara-Saudara sebangsa dan setanah air, kepada seluruh
rakyat Indonesia, tidak terkecuali satu pun.
Saya dan Prof. Dr.
(H.C.) K.H. Ma’ruf Amin mohon maaf. Mohon maaf untuk setiap hati yang
mungkin kecewa, untuk setiap harapan yang mungkin belum bisa terwujud,
untuk setiap cita-cita yang mungkin belum bisa tergapai. Sekali lagi,
kami mohon maaf. Kami mohon maaf. Ini adalah yang terbaik, yang bisa
kami upayakan bagi rakyat Indonesia, bagi bangsa dan negara Indonesia.
Saya
tahu bahwa hasil yang kita capai pada saat ini belum sepenuhnya tuntas
mencapai hasil akhir, belum sepenuhnya sesuai dengan harapan dan
keinginan Bapak–Ibu semua. Namun, saya yakin dan percaya dengan
persatuan dan kerja sama kita, dengan keberlanjutan yang terjaga,
Indonesia sebagai negara yang kuat dan berdaulat akan mampu melompat dan
menggapai cita-cita Indonesia Emas di tahun 2045.
Terakhir,
kepada Presiden Terpilih, Bapak Jendral TNI (Purn.) Prabowo Subianto,
tahun depan, Insyallah, Bapak yang akan menyampaikan pidato kenegaraan.
Nanti, pada tanggal 20 Oktober 2024, izinkan saya menyerahkan tongkat
estafet kepemimpinan ini kepada Bapak Prabowo Subianto. Izinkan saya
juga menyerahkan semua harapan dan cita-cita masyarakat Indonesia, dari
Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, dari pinggiran,
dari daerah terluar, dari desa, dan dari pusat-pusat kota kepada Bapak.
Semoga
Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, senantiasa memberikan petunjuk dan
kemudahan bagi bangsa Indonesia dalam kepemimpinan Presiden Prabowo
Subianto pada pemerintahan periode mendatang.
Dirgahayu Republik Indonesia!
Dirgahayu Negeri Pancasila!
Merdeka! Merdeka! Merdeka!
Terima kasih,
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Om Shanti Shanti Shanti Om,
Namo Buddhaya.